Langsung ke konten utama

Menikmati Liburan Ini Bersama Kawan Panitia Kesekretariatan Porseni Jatim 2025 dengan Sepenuh Hati/Vareza Juniardi, S.Pd.

Liburan kali ini terasa berbeda. Bukan karena tempat yang dikunjungi luar biasa mewah atau perjalanan yang istimewa, tetapi karena kebersamaan yang tercipta bersama kawan-kawan dari panitia kesekretariatan Porseni Jatim 2025. Siapa sangka, dari sebuah amanah kepanitiaan yang awalnya terasa penuh tanggung jawab, justru tumbuh kehangatan, kekompakan, dan persahabatan yang tidak disangka-sangka. Kami datang dari berbagai latar belakang madrasah, membawa semangat masing-masing, bertemu dalam satu tugas: menyukseskan kegiatan besar ini. Hari-hari yang awalnya dipenuhi rapat, dokumen, dan cek ulang administrasi, perlahan berubah menjadi momen yang penuh canda tawa. Mulai dari saling berbagi cerita, membantu satu sama lain saat kelelahan, hingga menikmati secangkir kopi larut malam hingga semuanya terasa bermakna. Liburan ini bukan hanya tentang melepas penat. Ini tentang rasa syukur karena dipertemukan dengan orang-orang hebat yang dengan sepenuh hati bekerja sama, salin...

Penguatan Nilai Pancasila untuk Siswa Madrasah / MOH. FATKUR ROHMAN SHOLEH

Pancasila merupakan dasar negara dan pedoman hidup bangsa Indonesia. Kelima silanya mencerminkan nilai-nilai luhur yang menjadi pijakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bagi siswa madrasah, memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila bukan sekadar kewajiban, tetapi bagian dari pembentukan karakter dan akhlak mulia yang sejalan dengan ajaran agama.

Sebagai lembaga pendidikan berbasis Islam, madrasah memiliki peran penting dalam memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam diri peserta didiknya. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat selaras dengan ajaran Islam yang menekankan pada keimanan, keadilan, persatuan, musyawarah, dan kepedulian sosial.

Sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa", mengajarkan bahwa setiap warga negara Indonesia wajib percaya dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di madrasah, nilai ini dikuatkan melalui kegiatan keagamaan seperti salat berjamaah, membaca Al-Qur'an, dan pembelajaran akidah akhlak. Siswa dibiasakan untuk menjadikan agama sebagai fondasi dalam berpikir dan bertindak, serta menghormati pemeluk agama lain.

Sila kedua, "Kemanusiaan yang adil dan beradab", tercermin dalam ajaran Islam tentang kasih sayang dan tolong-menolong. Di lingkungan madrasah, nilai ini bisa diwujudkan melalui kegiatan sosial seperti bakti sosial, pengumpulan donasi, atau membantu teman yang kesulitan. Siswa dilatih untuk bersikap empati, adil, dan santun terhadap siapa pun tanpa memandang latar belakang.

Sila ketiga, "Persatuan Indonesia", menekankan pentingnya menjaga kebinekaan dalam bingkai persatuan. Madrasah mendidik siswa untuk mencintai tanah air, menghargai perbedaan suku, budaya, dan bahasa, serta menjunjung tinggi semangat kebangsaan. Melalui upacara bendera, pelajaran PPKn, dan kegiatan kepramukaan, siswa dilatih menjadi warga negara yang nasionalis dan toleran.

Sila keempat, "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan", mengajarkan pentingnya musyawarah dan demokrasi. Di madrasah, siswa dilibatkan dalam organisasi seperti OSIM dan kegiatan kelas yang mendorong mereka untuk belajar menyampaikan pendapat, menerima perbedaan, dan membuat keputusan bersama dengan bijak.

Sila kelima, "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", mendorong terciptanya kehidupan yang adil dan merata. Siswa madrasah diajarkan untuk tidak bersikap diskriminatif, mau berbagi, dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Keadilan dalam hubungan sosial menjadi salah satu nilai penting yang terus dikuatkan dalam kegiatan harian.

Penguatan nilai-nilai Pancasila di madrasah harus menjadi tanggung jawab bersama. Guru, orang tua, dan lingkungan sekolah harus bersinergi dalam membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter kuat, beriman, dan berjiwa kebangsaan.

Dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar sikap dan perilaku, siswa madrasah akan tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang unggul, moderat, dan siap berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan: Pondasi Pembentukan Karakter dan Kepribadian Bangsa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang akan menjadi panduan hidup masyarakat di masa depan. Di Indonesia, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat, toleran, dan berkepribadian kuat, serta mampu bersaing dalam kancah global. Karakter bangsa yang kokoh berawal dari pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kemampuan berinteraksi yang baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, harus dapat menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong-royong, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini akan me...

"Healing" Liburan, "Gass" PPG! / Enki Dani Nugroho, S.Pd. M.Pd.

Libur semester seringkali identik dengan waktu untuk santai, tidur lebih lama, jalan-jalan, atau sekadar rebahan tanpa merasa bersalah. Tapi bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), liburan bukan berarti sepenuhnya berhenti dari perjuangan. Inilah momen "healing", tapi tetap gass alias tetap produktif dengan cara yang menyenangkan dan tidak menguras tenaga seperti biasanya. Healing bukan sekadar pelesiran ke tempat wisata, tetapi bagaimana mengistirahatkan pikiran dari tekanan, sekaligus tetap menjaga ritme semangat belajar. Jadi, meski liburan, peserta PPG bisa tetap menyusun rencana, membuka kembali catatan materi, atau mengulas portofolio secara santai. Caranya? Duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi dan suara alam, sambil baca modul atau nonton ulang rekaman perkuliahan. Serius tapi santai, gass tapi tetap healing!. Bagi sebagian peserta, healing justru datang saat bisa berkarya di tengah liburan. Membuat media ajar interaktif, mencoba AI dalam menyusun bahan pe...