Langsung ke konten utama

Menikmati Liburan Ini Bersama Kawan Panitia Kesekretariatan Porseni Jatim 2025 dengan Sepenuh Hati/Vareza Juniardi, S.Pd.

Liburan kali ini terasa berbeda. Bukan karena tempat yang dikunjungi luar biasa mewah atau perjalanan yang istimewa, tetapi karena kebersamaan yang tercipta bersama kawan-kawan dari panitia kesekretariatan Porseni Jatim 2025. Siapa sangka, dari sebuah amanah kepanitiaan yang awalnya terasa penuh tanggung jawab, justru tumbuh kehangatan, kekompakan, dan persahabatan yang tidak disangka-sangka. Kami datang dari berbagai latar belakang madrasah, membawa semangat masing-masing, bertemu dalam satu tugas: menyukseskan kegiatan besar ini. Hari-hari yang awalnya dipenuhi rapat, dokumen, dan cek ulang administrasi, perlahan berubah menjadi momen yang penuh canda tawa. Mulai dari saling berbagi cerita, membantu satu sama lain saat kelelahan, hingga menikmati secangkir kopi larut malam hingga semuanya terasa bermakna. Liburan ini bukan hanya tentang melepas penat. Ini tentang rasa syukur karena dipertemukan dengan orang-orang hebat yang dengan sepenuh hati bekerja sama, salin...

Pancasila: Pondasi Kokoh Kehidupan Berbangsa dan Bernegara / Ahmad Taqiyyudin, S.Pd.

Pancasila: Pondasi Kokoh Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

 

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang lahir dari proses perenungan mendalam para pendiri bangsa atas nilai-nilai luhur yang hidup dalam masyarakat. Lima sila dalam Pancasila bukan sekadar rumusan abstrak, melainkan kristalisasi dari pandangan hidup bangsa yang berakar pada kearifan lokal. Sejak ditetapkan pada 18 Agustus 1945, Pancasila berfungsi sebagai kompas moral yang mengarahkan seluruh aspek kehidupan berbangsa, mulai dari pemerintahan hingga interaksi sosial sehari-hari. Tanpa dasar ini, Indonesia akan kehilangan identitas dan arah sebagai negara merdeka yang berdaulat.

Keunggulan Pancasila terletak pada kemampuannya mempersatukan keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku dan bahasa, Indonesia membutuhkan perekat yang mampu menyatukan perbedaan tanpa menghilangkan kekhasan masing-masing kelompok. Pancasila hadir sebagai solusi dengan menawarkan prinsip persatuan dalam kebinekaan. Nilai-nilai seperti toleransi, musyawarah, dan keadilan sosial menjadi penyeimbang yang mencegah dominasi satu kelompok atas kelompok lain.

Di tengah arus globalisasi yang kian deras, Pancasila berperan sebagai benteng pertahanan ideologis bangsa. Berbagai paham asing yang tidak sejalan dengan kepribadian bangsa, seperti individualisme ekstrem atau radikalisme, dapat ditangkal dengan pemahaman Pancasila yang mendalam. Pancasila mengajarkan keseimbangan antara hak individu dan kewajiban sosial, antara kemajuan dan stabilitas, serta antara tradisi dan modernitas. Prinsip-prinsip inilah yang membuat Indonesia mampu berdiri tegak di antara bangsa-bangsa lain di dunia.

Masa depan Indonesia sangat tergantung pada bagaimana generasi saat ini dan yang akan datang menghayati dan mengamalkan Pancasila. Pengamalan nyata bisa dimulai dari hal sederhana seperti menghormati perbedaan pendapat, aktif dalam kegiatan masyarakat, hingga menolak segala bentuk diskriminasi. Pendidikan Pancasila yang aplikatif, bukan sekadar hafalan, harus terus dikembangkan. Dengan demikian, Pancasila akan tetap hidup sebagai jiwa bangsa yang menggerakkan terwujudnya Indonesia yang adil, makmur, dan bermartabat di mata dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan: Pondasi Pembentukan Karakter dan Kepribadian Bangsa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang akan menjadi panduan hidup masyarakat di masa depan. Di Indonesia, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat, toleran, dan berkepribadian kuat, serta mampu bersaing dalam kancah global. Karakter bangsa yang kokoh berawal dari pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kemampuan berinteraksi yang baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, harus dapat menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong-royong, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini akan me...

"Healing" Liburan, "Gass" PPG! / Enki Dani Nugroho, S.Pd. M.Pd.

Libur semester seringkali identik dengan waktu untuk santai, tidur lebih lama, jalan-jalan, atau sekadar rebahan tanpa merasa bersalah. Tapi bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), liburan bukan berarti sepenuhnya berhenti dari perjuangan. Inilah momen "healing", tapi tetap gass alias tetap produktif dengan cara yang menyenangkan dan tidak menguras tenaga seperti biasanya. Healing bukan sekadar pelesiran ke tempat wisata, tetapi bagaimana mengistirahatkan pikiran dari tekanan, sekaligus tetap menjaga ritme semangat belajar. Jadi, meski liburan, peserta PPG bisa tetap menyusun rencana, membuka kembali catatan materi, atau mengulas portofolio secara santai. Caranya? Duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi dan suara alam, sambil baca modul atau nonton ulang rekaman perkuliahan. Serius tapi santai, gass tapi tetap healing!. Bagi sebagian peserta, healing justru datang saat bisa berkarya di tengah liburan. Membuat media ajar interaktif, mencoba AI dalam menyusun bahan pe...