KEISTIMEWAAN PANCASILA BUKANLAH AL QUR'AN HADITS Istilah dalam peribahasa indonesia dikatakan sinonem dengan kata identik tapi tidak sama namun penuh dengan penafsiran.Berbicara tentang pancasila tidak lain kita akan membicarakan tentang dasar negara kita sendiri yang merukan hasil dari perjuanagan para pahlawan kita yang sangat cinta terhadap keutuhan negaranya. Pncasila sebagai simbul kebesaran jiwa yang suci untuk memupuk rasa rindu akan kebersamaan idiologi dan pandangan hidup bangsa dalam mewujudkan terhadap keutuhan bangsa dan negara.Pancasila adalah sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila memiliki peran yang sangat aktif dan penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Lima sila yang terkandung di dalamnya ibarat al qur'an dan al hadits sebagai landasan dasar pokok dalam syare'at islam, demikian pula pancasila bukan hanya menjadi dasar hukum dan kebijakan negara, tetapi juga menjad...
KEISTIMEWAAN PANCASILA BUKANLAH AL QUR'AN HADITS
Istilah dalam peribahasa indonesia dikatakan sinonem dengan kata identik tapi tidak sama namun penuh dengan penafsiran.Berbicara tentang pancasila tidak lain kita akan membicarakan tentang dasar negara kita sendiri yang merukan hasil dari perjuanagan para pahlawan kita yang sangat cinta terhadap keutuhan negaranya. Pncasila sebagai simbul kebesaran jiwa yang suci untuk memupuk rasa rindu akan kebersamaan idiologi dan pandangan hidup bangsa dalam mewujudkan terhadap keutuhan bangsa dan negara.Pancasila adalah sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila memiliki peran yang sangat aktif dan penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Lima sila yang terkandung di dalamnya ibarat al qur'an dan al hadits sebagai landasan dasar pokok dalam syare'at islam, demikian pula pancasila bukan hanya menjadi dasar hukum dan kebijakan negara, tetapi juga menjadi pedoman dalam bertingkah laku sehari-hari bagi seluruh warga negara Indonesia. Keistimewaan Pancasila tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, dari hubungannya antar individu hingga kebijakan sosial kemasyarakatan.
sila pertama yaitu "Ketuhanan Yang Maha Esa" mencerminkan keistimewaan Pancasila dalam menjaga aqidah dan keyakinan sebagai wujud seorang beragama serta menjaga kerukunan antar umat beragama. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat kenyataan masyarakat Indonesia yang saling menghormati keyakinan dalam melaksanakan ibadah, meskipun berbeda dalam beragama. Pancasila mendorong toleransi yang tinggi dan penghormatan terhadap kebebasan beragama, yang merupakan nilai dasar dalam masyarakat majemuk seperti Indonesia.
Kedua, sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sila kedua ini menanamkan nilai-nilai kemanusiaan diantara sesama ummat manusia sebagai hamba Allah yang mulia,menerapkan keadilan, dan kesetaraan jender/derajat diantara sesama makhluk pilihan Allah dimuka bumi ini. Dalam praktiknya, sila ini mengajarkan kita untuk saling membantu, saling menghargai terhadap sesama, dan menolak dari segala bentuk penindasan atau ketidak adilan. Misalnya, ketika terjadi bencana, banyak masyarakat yang secara sukarela membantu sesama tanpa memandang suku, agama, atau ras.
Ketiga,sila ketiga Persatuan Indonesia menjadi landasan kuat dalam memupuk pondasi identitas nasional. Keistimewaannya terlihat dari semangat gotong royong, kerja sama lintas suku, serta rasa bangga terhadap kebhinekaan. Di tengah perbedaan, Pancasila mempersatukan seluruh elemen bangsa dalam satu kesatuan yang utuh.
Keempat, *sila keempat* "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan" mencerminkan nilai demokrasi yang khas Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, kita diajarkan untuk menyelesaikan masalah melalui musyawarah dan menghargai pendapat orang lain. Hal ini dapat dilihat dalam pengambilan keputusan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Kelima, sila kelima Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memperjuangkan pemerataan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat. Dalam kehidupan sehari-hari, nilai ini diwujudkan melalui berbagai program sosial pemerintah dan kepedulian masyarakat terhadap sesama yang kurang mampu.
Secara menyeluruh, keistimewaan Pancasila terletak pada kemampuannya menyatukan keberagaman, menanamkan nilai luhur, dan menjadi pedoman moral dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila ini bukan hanya dokumen formal negara, tetapi juga bagian dari budaya dan identitas bangsa Indonesia.
Pancasila dikatakan sakti karena memiliki kekuatan yang luar biasa dalam menjaga keutuhan dan persatuan bangsa Indonesia. Sejak pertama kali dirumuskan oleh para pendiri bangsa pada tahun 1945, Pancasila telah menjadi dasar negara, pandangan hidup, dan pedoman moral bagi seluruh rakyat Indonesia. Kekuatan Pancasila terlihat dari kemampuannya bertahan dan tetap relevan di tengah berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri, sepanjang sejarah perjalanan bangsa.
Pertama, Pancasila mampu menyatukan keberagaman yang sangat kompleks di Indonesia. Bangsa Indonesia terdiri dari ribuan pulau, ratusan suku bangsa, bahasa daerah, serta agama dan kepercayaan yang berbeda. Dalam kondisi semacam ini, potensi konflik sangat besar. Namun, Pancasila dengan lima silanya — Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia — telah menjadi perekat yang menyatukan seluruh elemen bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kedua, Pancasila terbukti tahan terhadap berbagai tantangan ideologi yang ingin menggantikan dasar negara ini. Sejarah mencatat beberapa upaya kudeta dan pemberontakan ideologis, seperti pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) pada tahun 1948 di Madiun dan G30S/PKI tahun 1965, yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi komunis. Namun, Pancasila tetap tegak berdiri dan bangsa Indonesia kembali menyadari pentingnya Pancasila sebagai benteng ideologi.
Ketiga, kesaktian Pancasila juga tampak dalam perannya sebagai penuntun dalam pembangunan nasional. Dalam era reformasi hingga saat ini, Pancasila tetap menjadi rujukan dalam merumuskan kebijakan negara dan mengatasi berbagai tantangan global, seperti krisis ekonomi, konflik sosial, dan ancaman intoleransi. Ia menjadi dasar moral yang membimbing rakyat dan pemimpin untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, persatuan, dan demokrasi.
Selain itu, Pancasila bukan hanya dokumen formal, melainkan nilai-nilai luhur yang hidup dalam keseharian masyarakat Indonesia. Gotong royong, toleransi, saling menghargai, dan keadilan sosial merupakan cerminan langsung dari implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, Pancasila dikatakan sakti bukan karena sifat magis atau mistik, tetapi karena kekuatannya yang nyata dan terbukti dalam menjaga integritas bangsa. Ia adalah dasar yang kokoh bagi bangsa Indonesia untuk terus maju, bersatu, dan berdaulat dalam menghadapi zaman.
Komentar
Posting Komentar